"Dok, gigi anak saya banyak yang berlubang, tapi nggak perlu ditambal kan ya? kan nanti juga akan ganti dengan gigi yang baru toh?" demikian ucapan yang sering terlontar dari mulut orang tua pasien anak di ruang praktek saya ...
Kesulitan yang dihadapi pada saat seorang anak kecil mengalami sakit gigi memang seperti buah simalakama; di satu sisi si anak terus menangis di rumah saat rasa nyeri di gigi yang berlubang datang menghampiri sehingga sang orang tua pun kalang kabut kebingungan ... di sisi lain si anak juga umumnya melakukan aksi tutup mulut dan menangis ketakutan saat dibawa ke dokter gigi untuk menangani sakit giginya ...
Jadi jalan tengah yang seringkali diambil adalah sekedar meresepkan obat-obatan buat si anak supaya rasa nyerinya mereda ... namun perlu disadari bahwa hal ini tidaklah menuntaskan infeksi yang sudah kadung bersarang di gigi sang anak ...
Jadi bagaimana sebaiknya menyikapi gigi anak yang berlubang?
Sebelumnya perlu saya ingatkan sekali lagi bahwa langkah terbaik untuk menjaga kesehatan gigi anak adalah dengan tindakan pembersihan gigi yang efektif dan menyeluruh oleh orang tua kepada anaknya, sehingga terjadinya gigi berlubang dapat dicegah. Cara ini adalah cara yang terbaik dan termurah untuk menjamin keadaan gigi anak yang sehat dan bebas dari penyakit. Meskipun demikian banyak orang tua yang luput melakukan hal sederhana ini. Mungkin ini disebabkan karena kesibukan kerja dan lain-lain yang menyita perhatian sehingga hal yang sebenarnya tidak sulit untuk dikerjakan ini diabaikan begitu saja.
Jadi seandainya gigi anak anda terlanjur mengalami pembusukan, berlubang dan menyebabkan rasa sakit ... apa yang sebaiknya dilakukan? Tentu hal sederhana yang perlu dikerjakan adalah membawa sang anak ke dokter gigi. Namun perlu disadari bahwa untuk dapat memperoleh hasil optimal, sang orang tua juga perlu partisipatif pada sesi pengobatan gigi anak saat ditangani dokter gigi.
Hal pertama yang dapat anda lakukan saat membawa anak ke dokter gigi adalah jangan menambah rasa cemas dan takut si anak saat hendak berangkat ke dokter maupun saat sudah berada di dalam ruang periksa. Banyak saya temui kasus dimana orang tua secara tidak sadar memperbesar rasa cemas si anak saat sedang diperiksa giginya dengan ucapan-ucapan seperti "sakit nggak dek?" atau "kalau kamu merasa sakit bilang ya dek". Alangkah lebih baik jikalau si orang tua bisa menunjukkan sikap percaya diri dan suportif kepada anak saat sedang duduk di "kursi panas" dokter gigi.
Hal kedua yang perlu dilakukan orang tua adalah berusaha memahami dengan jelas kondisi penyakit gigi yang dialami si anak dan memahami pilihan-pilihan perawatan yang dapat diambil. Anak adalah manusia yang masih belum dapat memahami dan memilih secara jernih keadaan dan hal-hal yang terbaik bagi dirinya; untuk itu anda sebagai orang tua diharapkan dapat mewakili sang anak untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya. Berkaitan dengan hal ini saya merasa perlu sedikit menginformasikan mengenai fungsi dan peran gigi susu anak bagi kesehatan giginya secara keseluruhan. Memang betul bahwa gigi susu pada anak pada akhirnya akan digantikan oleh gigi permanen dewasa di waktu tertentu. Namun ini tidak berarti bahwa kesehatan gigi susu dapat diabaikan dan didiamkan saja jikalau mengalami kerusakan. Secara garis besar, fungsi gigi susu adalah untuk menghancurkan makanan (seperti juga fungsi gigi permanen) sehingga dapat dicerna dengan baik oleh anak. Selain itu gigi susu juga berfungsi sebagai space maintainer atau penjaga ruangan bagi gigi dewasa yang akan menggantikannya kelak. Yang penting untuk diketahui adalah gigi susu yang mengalami kerusakan jauh sebelum waktunya untuk digantikan akan dapat "mengacaukan" urutan tumbuh gigi dewasa kelak sehingga ini dapat menyebabkan jeleknya susunan gigi si anak di kemudian hari. Selain itu, gigi susu yang mengalami infeksi berat juga membuka peluang untuk menyebarkan infeksi kepada benih gigi tetap yang akan keluar sehingga gigi permanen yang belum keluar itu juga berpotensi mengalami kerusakan.
Hal ketiga yang perlu dilakukan oleh orang tua saat anaknya mengalami sakit gigi adalah bersikap sabar jikalau perawatan gigi si anak membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan sesi pertemuan yang lebih banyak dibandingkan pada orang dewasa. Hal ini disebabkan pada saat mengobati gigi anak terkadang dibutuhkan pendekatan yang lebih "berputar-putar" dibandingkan saat mengobati gigi orang dewasa yang tentu sudah lebih bisa memahami keadaan dengan lebih baik ketimbang anak-anak.
Dari uraian yang cukup panjang lebar di atas, sekali lagi saya mengingatkan bahwa pencegahan penyakit adalah hal terbaik yang dapat anda lakukan bagi kesehatan gigi anak anda. Namun demikian, jikalau seandainya kejadian gigi berlubang terlanjur terjadi, janganlah terburu-buru "melompat" pada jalan keluar yang "mudah" dengan berharap bahwa gigi susu itu tidak perlu dirawat karena toh kelak akan digantikan oleh gigi yang baru. Bersikap sabarlah dan pahamilah penjelasan dari dokter gigi mengenai keadaan gigi anak anda. Setelah itu dukunglah anak anda untuk menjalani perawatan giginya agar dapat diselesaikan hingga tuntas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar