Kamis, 12 Februari 2009

Kenapa gigi yang berlubang harus SEGERA ditangani?

"Dok, gigi saya ada yang berlubang, tapi belum sakit sih Dok... jadi gak usah ditambal dulu kali yah?"

Pernyataan yang disusul dengan pertanyaan seperti di atas seringkali keluar dari mulut pasien maupun teman-teman yang datang untuk minta nasehat mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada saya...


Sebenarnya, jauh di lubuk hati sang penanya, mereka sudah menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada giginya - namun ada rasa takut (yang umum dialami) jika harus duduk di "k
ursi panas" sang dokter gigi untuk memperbaiki kerusakan giginya... Dari sekian banyak penyakit/kelainan gigi yang pernah dialami oleh manusia modern (karena di jaman modern ini makanan bergula adalah hal yang lumrah), sebagian besar diantaranya mungkin adalah gigi berlubang atau caries dentis.

Gangguan-gangguan yang dapat ditimbulkan oleh gigi yang berlubang berkisar dari "sekedar" adanya gangguan estetika wajah/kecantikan karena gigi depan yang berubah warna menjadi kehitaman, timbulnya rasa ngilu jika terkena panas/dingin/manis/asam, sampai rasa nyeri spontan yang amat mengganggu. Pada kasus yang sudah amat lanjut, dapat terjadi pembengkakan pada wajah karena terjadinya abses (pengumpulan nanah) di sekitar gigi yang mengalami pembusukan. Bahkan pada keadaan tertentu, infeksi berat akibat gigi berlubang dapat mengancam jiwa penderitanya.

Nah, sekarang kembali ke pertanyaan yang diajukan pada judul tulisan ini... Kenapa gigi yang berlubang harus segera ditangani?
Sebelum pertanyaan itu dijawab, marilah sejenak kita mengenal gigi kita yang kecil namun berperan amat besar di dalam mengunyah makanan, berbicara, maupun mempercantik senyum kita sehari-hari...

Secara garis besar, gigi terbagi menjadi bagian mahkota (yaitu benda putih-keras yang dapat terlihat di dalam rongga mulut kita) dan akar (yang tertanam di dalam tulang rahang, semestinya tidak terlihat di dalam rongga mulut jika jaringan penyangga gigi dalam keadaan sehat).


Nah, gambar di sebelah kiri menunjukkan 3 lapisan gigi dari yang terluar ke y
ang terdalam, yang akan terlihat jika gigi kita diiris. Lapisan terluar adalah lapisan putih keras yang menutupi mahkota gigi disebut ENAMEL. Lapisan tengah adalah lapisan agak kekuningan yang juga keras yang disebut DENTIN. Lapisan terdalam adalah rongga yang berisi syaraf dan pembuluh darah, disebut PULPA.


Sekarang, mari lebih mengenal bagaimana proses terjadinya gigi berlubang...


Gula yang terkandung di dalam makanan akan menempel dalam jangka waktu lama di permukaan gigi yang tidak tersentuh oleh tindakan pembersihan yang dilakukan pemiliknya. Gula yang menumpuk pada permukaan gigi dalam bentuk plak/plaque tersebut akan menjadi suatu tempat tinggal yang baru dan nyaman bagi segolongon kuman, yang dalam prosesnya kelak membuat gigi yang "ditempelinya" tersebut melunak dan berlubang.

Proses berlubangnya gigi dimulai dari permukaan terluar dan terkeras (enamel), jika proses tersebut tidak terhentikan, maka akan berlanjut ke lapisan yang lebih dalam, yaitu dentin. Ketika kuman berhasil menembus dentin, biasanya lubang yang terjadi akan lebih besar dibanding lubang awal pada enamel, hal ini disebabkan oleh tingkat kekerasan dentin yang lebih rendah daripada enamel. Jika proses lubang pada dentin tidak juga terhenti, maka kuman akan menginvasi ruang pulpa. Infeksi pada ruang pulpa yang tidak juga ditangani akan membuat kuman mendiami ruang di dalam gigi dan berkembang biak di dalamnya, jika hal ini terus berlanjut, infeksi di dalam ruang dan saluran akar gigi akan berlanjut menyebar ke arah ujung akar gigi sampai akhirnya keluar dari gigi menginfeksi jaringan di luar akar gigi (tulang rahang, gusi, dll.)

Keluhan subjektif yang dialami pasien biasanya sudah mulai terasa saat lubang gigi mencapai dentin. Pertanyaan yang penting adalah; bagaimana sih prinsip penanganan gigi yang berlubang tersebut? Jawabannya sederhana; hal pertama yang harus dilakukan adalah MELENYAPKAN INFEKSI dan PERADANGAN (karena infeksi tersebut). Setelah itu barulah dipikirkan cara untuk merehabilitasi fungsi yang terganggu karena kerusakan yang ditimbulkan oleh infeksi tersebut (gigi keropos, atau bahkan gigi hilang karena tidak dapat diperbaiki lagi).

Untuk melenyapkan infeksi gigi, secara umum ada 2 pilihan : gigi dibuang (dicabut) atau gigi dibersihkan untuk kemudian diperbaiki bentuknya.


Saran yang terbaik dari 2 pilihan tersebut : jika gigi yang mengalami pembusukan memiliki fungsi dan posisi yang baik, dan masih memungkinkan untuk diperbaiki, maka perbaikilah gigi tersebut. Pilihan pencabutan gigi hanya pilihan yang diambil jika gigi yang rusak memiliki posisi yang tidak baik (sehingga tidak berguna) ataupun sudah terlalu rusak sehingga sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

Jika gigi yang berlubang akan diperbaiki, secara garis besar dibedakan 2 kondisi lubang pada gigi yang membedakan jenis perawatannya: LUBANG MASIH BERADA PADA JARINGAN KERAS (baru mencapai ENAMEL atau DENTIN) atau LUBANG SUDAH MENEMBUS KAMAR PULPA.


Jika lubang gigi baru mencapai jaringan keras (enamel/dentin), tindakan pembersihan jaringan gigi yang rusak dan tindakan rehabilitasi gigi (misalnya dengan penambalan) dapat dilakukan pada satu kunjungan yang sama.


contoh gambar gigi yang berlubang (kiri:keadaan secara klinis kanan: gambar radiografis dari gigi yang sama)











kiri : jaringan gigi yang membusuk dibersihkan dan tambalan lama yang sudah tidak baik di buangkanan: gigi yang sudah dikembalikan bentuk dan fungsinya dengan bahan resin komposit

Jika lubang gigi sudah mencapai ruang pulpa, maka pembersihan infeksi di dalam ruang dan saluran pulpa harus dilakukan sampai
ke ujung akar gigi. Jika pembersihan saluran akar gigi sudah tuntas, maka saluran akar yang kosong dan steril tersebut harus diisi dengan bahan khusus sebelum bagian mahkota gigi yang rusak direhabilitasi. Tindakan membersihkan dan mengisi saluran akar gigi ini disebut perawatan endodontik/perawatan saluran akar. Biasanya tindakan endodontik ini dilakukan pada lebih dari satu kali kunjungan, namun pada kasus dan keadaan tertentu tindakan ini pun dapat diselesaikan dengan satu kali kunjungan.



gambaran radiologis di sebelah kiri menunjukkan gigi(kedua dari kanan) yang ruang pulpanya sudah terinfeksi. Perhatikan gambaran abses di sekitar akar sebelah kanan dari gigi yang terinfeksi. Kehitaman di sekitar akar menunjukkan kerusakan tulang di sekitar akar gigi. Penyembuhan infeksi yang terjadi di dalam dan sekitar gigi haruslah menjadi prioritas utama sebelum dilakukan rehabilitasi bentuk gigi.



Gambar di bawah menunjukkan salah satu fase perawatan saluran akar dengan jarum/file endodontik yang fungsinya memperbesar dan membentuk saluran akar yang terinfeksi. Tindakan memperbesar dan membentuk saluran akar ini memudahkan sterilisasi dan pengisian saluran akar yang terinfeksi tersebut.
Dari skema di atas, terlihat pentingnya pembersihan ruang dan saluran pulpa di dalam gigi secara mekanis. Penggunaan obat-obatan oral(minum) semata tidak akan dapat menuntaskan infeksi yang berasal dari ruang pulpa tersebut. Hal ini disebabkan rusaknya pembuluh darah di dalam gigi pada saat ruang pulpa terinfeksi. Rusaknya pembuluh darah menyebabkan jalur transportasi obat ke dalam daerah terinfeksi tersebut tidak memungkinkan.

Gambaran radiologis gigi seri atas yang sudah diisi saluran akarnya - perhatikan massa berwarna putih memanjang yang mengisi saluran akar dengan padat sampai ke ujung akar - gigi yang sudah diisi saluran akarnya seperti di atas dapat direstorasi mahkotanya dengan berbagai metode sehingga bentuk, warna dan fungsinya kembali normal

Pada infeksi pulpa yang sudah menyebar, terjadi pula lesi/kerusakan pada bagian luar akar gigi (periapikal). Pada beberapa kasus, infeksi periapikal dapat menghilang dengan sendirinya (dihilangkan oleh sel pertahanan tubuh dan obat-obatan oral) setelah perawatan endodontik dilakukan dengan benar. Namun ada juga kasus dimana infeksi di bagian luar akar tetap "membandel" tidak mau hilang meskipun saluran akar gigi sudah dibersihkan dengan benar. Untuk kasus semacam ini biasanya dipilih pendekatan secara bedah untuk menuntaskan pembersihan infeksi di bagian luar akar gigi tersebut. Tindakan bedah semacam ini biasa disebut tindakan apicoectomy/apex resectie/bedah endodontik.















seri 3 gambar menunjukkan jaringan terinfeksi yang tidak dapat hilang dengan prosedur endodontik konvensional sehingga harus diambil secara bedah







Nah, demikianlah kurang lebih gambaran mengenai gigi berlubang serta berbagai tata cara penanggulangannya.


Kesimpulan yang dapat diambil adalah, semakin dini perawatan terhadap gigi berlubang dilakukan, semakin sederhana dan cepat proses pengobatan gigi tersebut diselesaikan.

Jadi, jika anda merasa ada gigi anda yang mulai berlubang, segeralah periksakan diri anda ke dokter gigi.

1 komentar:

  1. Say, daku ambil beberapa bagian untuk tambahan materi di buku yang kutulis, ya... hehehe.. thanks banget infonya :-) *indri*

    BalasHapus